Tahun 2012 Menara Tertinggi di Dunia Ada di Indonesia
 Posted on Desember 4, 2009 by azzaam    
             Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo yang  belum lama ini meninjau pembangunan menara itu mengatakan, saat ini  pihak developer tengah melanjutkan pembangunan tahapan selanjutnya.  Hanya saja memang ada perijinan yang harus disesuaikan. Sebab, ada  perubahan-perubahan tata letak yang tidak sesuai lagi dengan perencanaan  yang baru. Karena pembuatan tata letak belum dilakukan, dia mengimbau  agar perizinannya disesuaikan dengan tata letak yang baru.
“Ada perubahan-perubahan tata  letaknya, tapi itu belum dibuat. Nah saya bilang itu perlu penyesuaian  karena konsepnya telah berbeda dari awal. Saya kira izinnya perlu  disesuaikan,” ujar Fauzi Bowo, Jumat (6/2).
Kenapa gubernur mendesak developer segera  menyelesaikan masalah perizinan karena memang untuk saat ini  pembangunan Menara Jakarta itu sangat penting untuk Kota Jakarta.  Sehingga ke depan Jakarta atau bahkan Indonesia akan memiliki menara  permanen seperti di Seoul, Shanghai, Toronto, Paris. Dengan begitu,  diharapkan dapat membantu meminimalisir tumbuhnya hutan menara di  Jakarta.
Tentunya, untuk memenuhi kebutuhan  transmisinya harus didukung dengan pembuatan jaringan fiber optik di  seluruh kota Jakarta. Jika pembangunan Menara Jakarta itu tuntas, ke  depan diharapkan kesemrawutan soal banyaknya menara seluler yang  dikritik warga dapat dikurangi. Setidaknya kabel-kabel akan berkurang  karena diganti dengan jaringan fiber optik.
Menara Jakarta  setinggi 558 meter ini nantinya akan mengalahkan Oriental Pearl Tower,  Shanghai, setinggi 460 meter, KL Tower di Malaysia 421 meter, dan CN  Tower di Kanada setinggi 533 meter. Dan tak kalah penting, Menara  Jakarta akan dijadikan sebagai pusat jaringan telekomonikasi dan  multimedia dengan data center dan disaster recovery center. “Menara Jakarta akan dijadikan sebagai traffic control dan pusat jaringan fiber optik di Jakarta,” ungkap Fauzi Bowo.
Memang benar. Menara Jakarta  akan dijadikan pusat pusat menara-menara base tranceiver station (BTS)  agar Jakarta tidak menyerupai hutan menara. Saat ini menara BTS  diperkirakan mencapai 3.400 menara. Karena itu, Pemprov DKI akan  mengatur penempatan menara menjadi tiga pola persebaran dan menjadikan  Menara Jakarta di Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai pusat menara BTS.  Selain itu, setiap operator seluler dan provider internet juga  diwajibkan memakai jaringan kabel serat optik (fiber optic network)  untuk akses jaringan di dalam kota.
Menara Jakarta  sangat representatif untuk dijadikan pusat menara BTS di Jakarta.  Sebab, menara yang dibangun di atas lahan seluas 5,3 hektar ini  merupakan sebuah pengembangan terpadu yang terdiri atas menara  telekomunikasi dan penyiaran multifungsi, dengan ketinggian 558 meter.  Belum lagi, jaringan utilitasnya didukung berbagai fungsi properti  sehingga menjadi sebuah destination center.
Dengan adanya sarana pendukung ini, maka  manfaat umum yang bisa diberikan antara lain bisa menjadi pendukung  sistem telekomunikasi dan penyiaran (antena di puncak menara sebagai  shared facility) serta menjadi pusat jaringan di bidang ICT (Information  and Communication Technology) yang dapat digunakan sebagai data center  dan data disaster recovery center. Sedangkan, manfaat lainnya yaitu bisa  menjadi sarana pendukung fungsi monitoring bagi TNI atau Polri  (surveillance camera di puncak menara), pusat kegiatan bisnis berkelas  internasional (perkantoran, hotel, multi-purpose hall, life-style  center), sebagai daya tarik pariwisata dan edutainment (observation  deck, Indonesia Discovery, revolving resto.), serta membuka lapangan  kerja selama masa pembangunan dan masa pengoperasian.
Sebelumnya, Direktur Proyek Menara  Jakarta, Roesdiman Soegiarso, membenarkan keberadaan Menara Jakarta bisa  membantu dan mendukung program Pemprov DKI dalam menertibkan  menara-menara BTS di ibukota. Selain itu, Menara Jakarta bisa dijadikan  sebagai pusat disaster management yaitu menjadi pusat pengamanan data  saat terjadi bencana alam seperti gempa atau banjir bahkan kebakaran. “Menara  ini bisa dipakai untuk broadcasting televisi, dan Pemprov DKI bisa  memanfaatkannya dan mendukung program penertiban menara BTS,” kata Roesdiman.
Pembangunan menara yang menelan dana Rp 3  triliun ini ditargetkan selesai tahun 2012. Sedangkan, perkembangan  pembangunan dari tahun 2004 hingga 2008 ini, terang Roesdiman, yaitu  pekerjaan galian tanah dengan total volume 830.000 meter kubik,  pekerjaan diaphragm-wall dengan keliling 936 meter dengan kedalaman -30  meter, pekerjaan ground-anchor mencapai 1.461 titik, dan pekerjaan  pengecoran lantai kerja basement seluas area 53 hektar.
Sekadar diketahui, ide Menara Jakarta  berawal pada tahun 1994 oleh Mantan Presiden RI (Alm) Soeharto dengan  fungsi sebagai Menara Telekomunikasi dan Multimedia yang didukung  fasilitas lain seperti mal dan ikon nasional. Kepercayaan untuk  merealisasikan ide tersebut diberikan kepada Prajogo Pangestu, yang  selanjutnya mengajak beberapa pengusaha lain untuk bergabung dan  merealisasikan ide tersebut dengan membentuk PT Indocitra Grahabawana.  Pada tahun 1995, diadakan sayembara internasional disain Menara Jakarta.  ECADI (East China Architectural Design Institute) keluar sebagai  pemenang. Bahkan, ECADI juga diketahui telah berpengalaman mendisain  menara Oriental Pearl Tower di Shanghai.
Setelah mendapat disain menara yang  diinginkan, tahun 1996 PT Telkom, PT Indosat dan TVRI bergabung dan  membentuk badan baru yaitu PT Menara Jakarta. Kemudian peresmian  pembangunan proyek Menara Jakarta dilakukan pada 12 Agustus 1997 oleh  Mensesneg RI, Moerdiono. Di tahun 1998, pekerjaan terhenti total akibat  krisis moneter. Pada tahun 2004, dibentuk PT Prasada Japa Pamudja dan  pembangunan Menara Jakarta dilanjutkan kembali secara resmi dibuka pada  15 April oleh Mensesneg RI Bambang Kesowo bersama Gubernur DKI Jakarta  Sutiyoso. Keren ya kalau menaranya tertinggi di dunia, siapa tahu bisa  jadi salah satu keajaiban dunia yang baru!

0 komentar:
Posting Komentar