THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Sabtu, 30 April 2011

sebab kehancuran suatu bangsa

*SEBAB KEHANCURAN SUATU BANGSA*

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertaqwa,pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat kami) itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”.
(Q.S. Al-A’raaf 7:96)

Umat terbaik
                Dalam Al-Quran Allah SWT telah menetapkan umat Islam sebagai umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (Q.S. Ali Imran 3:110) dan anak-anak Adam yang di muliakan, karena sebagai manusia diberikan dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Allah SWT ciptakan (Q.S. Al-Israa’ 17:70).
                Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang paling sempurna, seperti pernyataan seorang tabi’in, Malik bin Dinar RHM. “Allah menciptakan malaikat disertai akal dan tidak memiliki syahwat dan Allah menciptakan hewan dengan menyertakan hewan dengan menyertakan syahwat, tapi tanpa akal,sedangkan manusia di ciptakan Allah dengan menyertakan keduanya (syahwat dan Akal). Maka barangsiapa yang mampu mengalahkan syahwatnya maka dia lebih baik dari malaikat dan barangsiapa yang syahwatnya mengalahkan akalnya maka dia lebih buruk dari hewan”.
                Allah SWT berfirman: Sesungguhnya kami telah menciptakan Manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka)”. (Q.S At-tiin 95:4-5). Rupanya inilah yang terjadi sekarang di negeri ini, umat lebih mengutamakan syahwat dari pada akalnya, bai syahwat kebutuhan perut atau bawah perut, sehingga karakter hewaninya lebih timbul dan membuat kerusakan di bumi.

Azab Pada Umat Terdahulu
Mencermati rusaknya perilaku dan menurunnya kuaitas moral dan mental masyarakat Indonesia saat ini, yang di iringi pula banyaknya musibah dan bencana yang menerpa negeri ini, mengingatkan kita pada umat terdahuluyang d iberitakan Allah SWT dalam beberapa surat dalam Alquran, di antaranya:
1.       Umat Nabi Nuh AS. Jika bukan karena kemaksiatan umat Nabi Nuh yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya serta kafir, tenggelam dalam Banjirbesar dan mati terkubur dalam Lumpur. Termasuk pula anak Nabi Nuh sendiri bernama Yam, yang tenggelam bersama orang-orang kafir. (Q.S. Huud 11: 41-43)
2.       Umat Nabi Hud AS. Kaum Ad yang hidup setelah kaum Nuh dan tinggal di gunung-gunung pasir Hadramaut dekat yaman, mereka tidak mau mengikuti ajakan Nabi Hud untuk bertakwa kepada Allah SWT dan mengesakan-Nya. Itu semua di karenakan kecongkakan mereka, tinggi hati dan ombong, maka atas kekafirannya itu Allah SWT memmbinasakan mereka dengan menimpakan angin yang sangat dingin yang membawa kerikil dan berhembus dengan sangat kencang selama 8 hari. Angin itu mengangkat mereka ke puncak langit, lalu membantingkan mereka ke bumi dalam posisi kepala dan binasalah kaum Ad tanpa sisa. Mereka bergelimpangan bagai tunggul pohon kurma yang lapuk. (Q.S. Asy-syu-‘araa’ 26:139, Tafsir Ibnu Katsir, Q.S. Al-Haaqqah 60:7).
3.       Umat Nabi Syu’aib AS. Penduduk Madyan yang oleh Nabi Syu-‘aib AS di suruh menyembah Allah SWT, Sebagaimana firman-Nya: Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan, saudara mereka Syu’aib, maka ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah olehmu Allah, harapkanlah (pahala) hari akhir dan jangan kamu berkeliaran di muka bumi berbuat kerusakan”. (Q.S. Al-‘Ankabuut 29:36).    Penduduk Madyan telah kafir karena mendustakan Allah dan Rasul-Nya, di samping itu mereka gemar berbuat kerusakan di bumi, menzalimi penduduknya dengan mengurangi takaran dan tibangan serta menyamun. Maka Allah SWT membinasakan mereka dengan gempa yang keras dan mengerikan di barengi suara bergemuruh yang melepaskan jantung dari tempatnya, firman-Nya: “Maka mereka mendustakan Syu’aib , lalu mereka di timpa gempa yang dahsyat dan jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat-tempat tinggal mereka”. (Q.S Al-‘Ankabuut 29:37).
4.       Umat Nabi saleh AS. Kaum Tsamud yang lahir setelah kaum Ad tinggal di daerah antara Hijaz dan Syira. Pramuka-pramuka kaum Tsamud suka menyombongkan diri, mereka tidak percaya kepada Nabi aleh sebagai utusan Allah SWT dan mendurhakai-Nya dengan congkak. “Karena itu mereka di timpa gempa, maka jadilah mereka mayat-mayat yang bergelimpangan di tmpat tinggal mereka”. (Q.S Al-A’raaf 7:78).

0 komentar: